Jumat, 15 Februari 2019

Time is up

Waktu terus berjalan, bahkan ketika aku mengharapkan waktu untuk berhenti. Detik demi detik terbuang sia-sia. Kesia-siain ini menjadi semakin menumpuk karena setiap saat semakin bertambah kuantitasnya. Hingga membentuk gunung api yang entah kapan siap untuk meledak. Ledakan yang dahsyat dan dapat menghancurkan apapun di sekelilingnya. Menghancurkan segala hal tanpa pandang mata.

Berharap dapat mengembalikan segala hal yang telah aku sia-siakan. Namun, waktu tetap berjalan walaupun aku memaksa untuk kembali ke masa yang lalu. Waktu tidak pernah menungguku. Berusaha untuk selalu siap menghadapi apapun yang akan terjadi di depan. Membangun benteng yang sedikit demi sedikit aku lakukan walau kaki ini terasa lemas untuk berdiri tegak. Hal yang menjadi sebuah konsekuensi dari sesuatu yang pernah dilalui. Mencoba berbicara kepada diri sendiri "sudahkah siap untuk menghadapi segalanya?".

Tidak. Aku tidak sedang berperang dengan waktu. Tidak juga sedang mencoba memberhentikan waktu. Karena aku tidak akan pernah mampu untuk melakukannya. Aku adalah bagian dari waktu. Aku sedang mencoba berdamai dengan waktu. Perlahan aku coba menikmati apa yang telah waktu berikan untukku. Entah buah yang rasanya manis atau pahit, aku mencoba untuk menghargai apapun yang waktu hasilkan untukku.

Dan waktu akhirnya berhenti. Merupakan hal yang paling membahagiakan melihat senyum di detik terakhir. Berharap senyum itu tetap ada, bahkan ketika aku telah tiada.

The End