Minggu, 31 Mei 2020

Dear You,

Di matamu masih tergambar jelas
Besar pilu kenangan saat itu
Saat senja mulai berakhir
Gelap malam menyelimuti indah matamu
Tanpa ada warna lain yang menerangi
Hanya hitam yang menemani

Senyum kekecewaan yang kau berikan
Bagaikan pedang yang menancap jantungku
Membuatku diam tak berdaya
Bagaikan garam yang menerpa mataku
Menghasilkan pedih yang menyiksa
Bagaikan tali yang mengikat leherku
Membuatku sulit untuk bernapas

Aku ingin memelukmu untuk waktu yang lebih lama
Agar kamu bisa mengerti sesuatu yang aku rasakan yang tidak dapat aku katakan
Agar kamu mengerti bahwa ini bukanlah hanya tentangku
Semua ini adalah tentangmu, orang yang sangat aku pedulikan

Mungkin kita memiliki sudut pandang yang berbeda
Apa yang menurutku benar, belum tentu benar di matamu
Tapi ketahuilah, aku berusaha melihat segala hal dari sisimu
Ketahuilah bahwa saat kamu berpikir aku telah menyakitimu, aku lah yang terlebih dahulu tersakiti oleh diriku

Maafkan jika kepedulianku menghancurkanmu
Aku tidak bermaksud mengubahmu menjadi seorang monster
Monster yang lahir dari sebuah kekecewaan
Yang menghancurkan dirimu sendiri lebih dalam

Ketahuilah, bagaimanapun itu. 
Aku masih tetap menjadi diriku. 
Diriku yang dulu kamu kenal.

Selasa, 26 Mei 2020

May-Day

Mengawali sebuah cerita bukanlah hal yang mudah. Bukan karena awal sebagai penentu akhir, tetapi karena awal adalah permulaan dari segala hal yang akan terjadi selanjutnya. 
Awal adalah hal yang paling tidak aku sukai. Mengawali sesuatu adalah hal yang paling menyulitkan untukku. Tidak, bukan berarti aku egois sebagai pemeran utama dalam sebuah cerita.
Aku bukanlah orang yang menyukai pertemuan yang harus diakhiri. Walaupun aku tahu bahwa tidak ada hubungan yang kekal di dunia ini dan banyak orang yang berusaha keras mempertahankan hubungan agar tidak menemui akhir.
Setiap proses sudah ditakdirkan pada dimensi yang sudah semestinya terjadi. Aku melihat banyak sekali awal yang datang dalam hidupku, seiring banyaknya hal yang ikut pergi darinya. Aku percaya semua ini sudah menjadi jalan yang seharusnya aku lewati. Tapi melihat semua ini terjadi begitu cepat, membuatku ingin berhenti sejenak. Berhenti dari pilu yang ada, berhenti dari segala kegelisahan yang hadir, dan berhenti dari segala siklus yang dapat menjadikan aku semakin hari semakin takut. Takut akan kehilangan yang teramat besar dalam hidupku. 
Ya, kehilangan jati diriku.
Mungkin hanya perasaanku saja, tetapi rasanya aku kembali (lagi) menyusun benteng pertahanan yang sudah terlihat retak. Banyak perlawanan yang membuat benteng ini lelah menahannya. Banyak sekali goresan luka yang terlihat memenuhinya sehingga benteng tersebut tidak terlihat kokoh sebagaimana mestinya.
Aku bukan tidak menerima kepergian seseorang dari hidupku. Aku selalu menyadari apapun yang datang pada akhirnya akan pergi. Itu adalah rahasia semesta. Walaupun semua ini sangat melelahkan untukku, aku selalu berusaha menerima semua ini dengan akal sehatku. Tapi ternyata tidak hatiku. 
Seperti kata pepatah "dalamnya lautan dapat diukur, dalamnya hati manusia tidak ada yang tahu".
Dan pada akhirnya aku hanyalah kenangan yang tinggal sejenak pada hidup seseorang. Yang hanya lewat tanpa diharapkan..

Jakarta, 25 Mei 2020 21:53

Sabtu, 16 Mei 2020

Hujan

Hai hujan,
Dimana hari ini kau turun? 
Masih dapatkah aku merasakan dinginnya dirimu?
Ramainya teriakanmu
Dan derasnya luapan cintamu
Kepadaku, orang yang selalu menunggumu
Di tempat yang sama saat kau meninggalkanku

Hai hujan,
Apakah cukup matahari menghilangkan segala rasa yang kau berikan?
Dingin yang menusuk
Perih yang membasuh
Kepada setiap orang yang nekat melewatimu
Tapi tidak untukku
Karena kamu adalah hal yang selalu kurindu
Hal yang selalu kuharap bisa mengerti rinduku

Hujan...
Maukah kau berbagi tempat untukku lagi
Agar aku dapat sekali lagi hidup dalam dinginmu
Agar aku dapat sekali lagi mendengar segala teriakanmu
Agar aku dapat terus merasakan kehadiran dirimu di hidupku

Hujan, maaf jika semua ini egois untukmu
Tapi rindu ini sudah tidak bisa lagi ku bendung
Rindu ini sudah berteriak, meronta, dan berharap suatu saat kamu dapat mendengarnya
Walaupun dia tidak tau bagaimana cara menyampaikannya
Walaupun dia hanya bisa berteriak membisu
Dan berharap rindu ini dapat tersampaikan kepadamu

Hujan,
Aku sangat rindu.