Senin, 29 Desember 2014

Glass

Hidup itu ga cuma lurus, sama seperti jalan raya. Pasti ada belokan, tanjakan, turunan, bahkan lubang. Ga semudah itu menghadapi hidup, untuk itu kita memerlukan seseorang untuk membantunya.
Kadang setiap manusia menghadapi suatu masalah seperti koala. Dia tetap berjalan santai sesuai keinginannya, gapeduli ada apapun di sekitarnya karena dia hanya fokus terhadap tujuannya. Walaupun ada singa besar yang ingin menghampirinya, koala tetap berjalan santai. Apabila singa itu sudah berlari kencang dan semakin mendekat, barulah koala berlari pelan. Ya, cuma pelan. Tetapi koala langsung memilih pohon terdekat untuk dipanjat dan bersinggah. Setelah amat, ia akan meninggalkan pohon itu dan mencari pohon yang lebih baik.

Sama seperti manusia, apabila ada masalah yang datang selama masalah itu kecil akan diabaikan. Sekecil apapun masalah, jangan anggap remeh. Ibarat bom kecil, walaupun kecil tapi jika meledak ledakannya bisa jadi lebih hebat dari bom besar. Ibarat virus, walaupun kecil tapi lebih mematikan daripada hewan buas lainnya. Karena yang kecil bahkan tak terlihat, justru lebih menyulitkan.

Apabila masalah itu membesar dan telah mencapai klimaks, orang tersebut pasti akan berlari. Berlari ke tempat yang paling dekat dan cepat ia gapai. Tanpa mempedulikan apakah tempat itu layak untuk dirinya berlindung. Mencoba mencari bantuan untuk menonaktifkan bom yang kini telah berkembang menjadi granat besar yang siap meledak. Walaupun hal itu bukan hanya sekedar bantuan, tapi juga mengikutsertakan oranglain dalam masalah kita. Nope, selama wajar. Kita emang butuh orang lain buat memberi advice to be a better person.

Apabila masalahnya selesai, orang tersebut akan meninggalkan yang terdekat dan terus mencari yang terbaik. Tanpa meninggalkan kata terima kasihnya, tanpa mempedulikan yang terdekat, bahkan bergegas melupakannya. Dan tanpa ia sadari, ia telah melukai perasaannya. Mungkin yang terdekat akan berusaha selalu ada, tapi apakah seperti kelihatannya? Tidak. Gelas kaca yang retak, mungkin masih terlihat wujudnya. Tapi apakah masih berguna fungsinya? Tidak. Sama seperti hubungan yang retak. Bagaimanapun bentuknya, fungsinya sudah tidak ada. Sama sekali tidak ada. Jadi untuk apa mempertahankan sesuatu yang sudah tidak ada gunanya lagi? Sekedar pencitraan agar terlihat hebat? That's bullshit slut. That's not me.

Perasaan seseorang itu bening, sekali lagi seperti GELAS KACA. Semua orang dapat melihat apa yang ada di dalamnya. Jadi, tidak usah berpura-pura. Jalan keluarnya cuma ada 2, membuangnya atau membiarkannya pecah. Walaupun memang ada kemungkinan untuk memperbaikinya, tapi luka tetaplah luka. Sakitnya mungkin hilang, bekasnya tetap ada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar